Kamis, 11 September 2008

SOLITUDE : BELIBISKU DIMANAKAH?

SOLITUDE : BELIBISKU DIMANAKAH?

NandKosw : U/ semua kenangan kita & semua ttg kita (Eresde -kdi)

Kemanakah meski ku bertaruh sementara tak ku mampu sedikitpun untukku berpulang hingga ku harus menunggu betapa lama belibis itu kembali, menari dan menyanyi dengan kepak sayap-sayapnya yang indah, sementara ku tetaplah hanya seorang tetua renta yang tersesat teramat jauh dijalanku, yang terlalu letih dijalanku, yang terlalu rapuh dijalanku untuk menemukanmu, belibisku!

Kemanakah mesti ku bertajuk sementara kini telah bertali bidukku di dermaga dan akupun telah kehilangan arah untuk mencarimu, bilapun waktuku masih ada telah teramat sempit ruangku untuk berpijak, bilapun langkahku masih ada telah teramat lelah kakiku untuk berjalan, bilapun pandangku masih ada telah teramat nanar mataku bertatap bila mulutku masih ada telah teramat kelu tegurku untuk menyapa serta bila taqdirku masih ada selamanya ku takkan membiarkanmu pergi karena betapapun terjal dan terasa pahitnya, betapapaun kerontang dan terasa sakitnya betapapun gersang dan terasa lukanya sesungguhnya ku masih merindukanmu, belibisku!

Hingga ke ujung bidukku berlabuh dan layar itu telahlah bersurut, ku takkan berhenti menemukanmu, tidak untuk kembali pinang masa – masa indah kita, tidak untuk kembali ikatkan pertalian kita, tidak untuk kembali jalin kebersamaan kita, tidak untuk kembali ku mencinta, tidak untuk kembali engkau menerimaku tapi aku kan kembali untukmu untuk mengejarmu untuk kubawakan kembali semua kenangan kita di jembatan tua dipinnggiran hutan itu, dibeningnya air disungai itu disaat kita menyebrang di ujung desa itu, dideru dan sesaknya nafas berahi kita, di sawah, gunung, laut dan semak belukar tempat kita berdahaga dan berkencan, dimana – mana yang telah menjadi kita, kita dan kita, dimasa – masa bahagia kita, diantara dekapan kita dan perpisahanmu ‘Ma’afkan aku Aa! ‘, hingga kupun tersadar ku memang tak pernah bisa mengejarmu, belibisku !